ASKEB III(NIFAS)
Cara Menyusui Yang Benar Dan
Masalah Dalam Pemberiaan ASI
PENDAHULUAN
ASI
merupakan santapan pertama dan utama bagi bayi baru lahir serta terbaik dan
alamiah, mengandung semua zat gizi sesuai kebutuhan untuk pertumbuhan dan
perkembangan bayi yang optimal.
ASI
eksklusif juga berperan dalam mengoptimalkan hasil akhir kesehatan. Bayi harus
diberi ASI eksklusif (tanpa susu formula atau makanan lain selama 6 bulan
pertama), penambahan makanan pendamping yang sesuai diberikan pada paruh kedua
tahun pertama (usia 6 bulan ke atas).
Manfaat
ASI bagi bayi :
- Nutrisi terbaik bagi bayi
Dari semua jenis nutrisi yang terkandung dalam ASI, lemak
merupakan kandungan terbesar yaitu sekitar 50 %.Dari 200 jenis lemak yang
terkandung dalam ASI, hanya dua jenis lemak utama yang memberikan kontribusi
90-95% dari total lemak ASI.Dua asam lemak utama itu adalah asam lemak omega-3
dan asam lemak omega-6 dan masuk ke dalam golongan LC_PUFA (Long Chain
PolyUnsaturated Fatty Acid atau asam lemak rantai panjang tak jenuh
ganda).Selain kandungan lemak, terdapat juga kandungan protein khusus (taurin)
yang membantu pertumbuhan sel otak menjadi lebih optimal.
- Meningkatkan daya tahan tubuh bayi
Saat bayi berada di dalam kandungan, tali plasenta berperan
dalam memberi kekebalan tubuh sang bayi. Setelah bayi lahir, ASI-lah yang
menggantikan peran tali Plasenta dalam menjaga daya tahan tubuh. ASI di
hari-hari pertama mengandung kolostrum atau zat antibodi aktif yang sangat
diperlukan untuk daya tahan tubuh, dan zat ini tidak akan ditemukan dalam susu
formula.
- Mempengaruhi kecerdasan anak
Kandungan DHA (asam dokosaheksanoat) sebagai salah satu
jenis asam lemak omega-3 dan AA (asam arakhidonat) yang merupakan salah satu
jenis asam lemak omega-6 pada ASI, berperan penting dalam perkembangan otak.
Kadar DHA di dalam ASI yang sesuai dengan kebutuhan tubuh sang bayi, akan
memungkinkan proses plastiitas atau proses pembentukan hubungan baru di antara
sel-sel saraf, berjalan optimal. Jika kadar DHA yang diterima bayi cukup, maka
akan terlihat dari kecerdasan berbahasa yang baik dan IQ tinggi pada sang anak.
Walaupun perkembangan volume otak hanya sampai usia 12 tahun, tetapi
perkembangan otak paling pesat terjadi pada usia 0-3 tahun, di mana volume otak
akan mencapai 80 %, sehingga pada masa ini, pemberian ASI sangat dibutuhkan.
- Dasar perkembangan kepribadian anak
Selain dapat memperkuat ikatan batin ibu-anak, menyusui juga
dapat mempengaruhi perkembangan kepribadian anak. Rasa aman saat berada dalam
dekapan ibunya, sentuhan kulit yang lembut, dan mendengarkan detak jantung sang
ibu. Tanpa disadari bayi akan belajar bagaimana cara memberikan kasih sayang
pada orang-orang di sekitarnya, dari semua hal itu.
- Mencegah perdarahan pasca persalinan dan mempercepat kembalinya rahim ke bentuk semula
Kelenjar pituitary yang terdapat pada payudara ibu dan
bereaksi saat sang bayi menghisap puting susu sang ibu, akan terstimuli untuk
meningkatkan produksi hormon oksitosin guna merangsang kontraksi otot-otot di
saluran ASI sehingga ASI terpancar keluar. Jika sang ibu segera menyusui
bayinya setelah persalinan, hormon oksitosin ini akan merangsang kontraksi otot
polos rahim dan pembuluh darahnya. Dengan begitu penyempitan pembuluh darah
yang terbuka saat persalinan bisa cepat terjadi, otomatis pendarahan di rahim
akibat persalinan juga akan cepat terhenti. Berhentinya pendarahan setelah
persalinan akan mengurangi terjadinya resiko kematian dan kekurangan darah atau
anemia pada ibu.
- Mengembalikan berat badan badan Anda seperti sebelum kehamilan
Menyusui berarti cadangan lemak dalam tubuh Anda akan
berkurang sehingga berat badan Anda pun akan menyusut dengan cepat. Karena
cadangan lemak dalam tubuh Anda yang tadinya disiapkan sebagia sumber energi
selama kehamilan akan digunakan sebagai energi pembentuk ASI yang nantinya akan
diberikan untuk bayi Anda.
- Mencegah kehamilan
Dengan menyusi secara eksklusif dapat menjadi alat
kontrasepsi alamiah yang dapat mencegah kehamilan mencapai 99%. Metode ini
disebut
- Metode Amenorea Laktasi
(MAL), namun harus memenuhi tiga
syarat agar metode ini pencegahan kehamilan ini berhasil, yaitu bayi belum
diberi makanan lain, bayi belum berusia enam bulan, dan ibu belum mengalami
menstruasi.
- Membantu perkembangan saraf bayi
Dengan menghisap payudara, koordinasi syaraf menelan,
pernapasan dan cara menghisap pada bayi baru lahir akan lebih sempurna.
- Mengurangi kemungkinan Kanker Payudara dan Ovarium
Penelitian mengungkapkan, ibu yang memberikan ASI secara
eksklusif, akan memiliki resiko terkena kanker payudara dan kanker ovarium 25 %
lebih kecil dibandingkan ibu yang tidak menyusui secara eksklusif.
Cara menyusui yang benar
Tujuan menyusui yang benar adalah untuk merangsang produksi
susu memperkuat refleks menghisap bayi
Posisi
- Posisi madona atau menggendong : bayi berbaring menghadap ibu, leher dan punggung atas bayi diletakan pada lengan bawah lateral payudara. Ibu menggunakan tangan lainnya untuk memegang payudara jika diperlukan
- Posisi football atau mengepit : bayi berbaring atau punggung melingkar antara lengan dan samping dada ibu. Lengan bawah dan tangan ibu menyangga bayi, dan ia menggunakan tangan sebelahnya untuk memegang payudara jika diperlukan
- Posisi berbaring miring : ibu dan bayi berbaring miring saling berhadapan. Posisi ini merupakan posisi yang paling aman bagi ibu yang mengalami penyembuhan dari proses persalinan melalui pembedahan
Tahap tata laksana menyusui
Posisi badan ibu dan badan bayi
- Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai
- Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala
- Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu
- Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara ibu
- Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu
- Dengan posisi ini maka telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi
- Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu bagian dalam
Posisi mulut bayi dan puting susu ibu
- Keluarkan ASI sedikit oleskan pada puting susu dan areola
- Pegang payudara dengan pegangan seperti membentuk huruf C yaitu payudara dipegang dengan ibu jari dibagian atas dan jari yang lain menopang dibawah atau dengan pegangan seperti gunting (puting susu dan areola dijepit oleh jari telunjuk dan jari tengah seperti gunting) dibelakang areola
- Sentuh pipi/bibir bayi untuk merangsang rooting refleks (refleks menghisap)
- Tunggu sampai mulut bayi terbuka lebar, dan lidah menjulur kebawah
- Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan menekan bahu belakang bayi bukan belakang kepala
- Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan berhadap-hadapan dengan hidung bay
- Kemudian arahkan puting susu keatas menyusuri langit-langit mulut bayi
- Usahakan sebagian besar areola masuk ke mulut bayi, sehingga puting susu berada diantara pertemuan langit-langit yang keras (palatum durum) dan langit-langit yang lunak (palatum molle)
- Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan gerakan memerah sehingga ASI akan keluar
- Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik, payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi
- Beberapa ibu sering meletakan jarinya pada payudara dengan hidung bayi dengan maksud untuk memudahkan bayi bernafas. Hal ini tidak perlu karena hidung bayi telah dijauhkan dari payudara dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu
- Dianjurkan tangan ibu yang bebas untuk mengelus-elus bayi
Posisi bayi dalam menyusu dengan baik
- Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh ibu
- Dagu bayi menempel pada payudara ibu
- Dada bayi menempel pada dada ibu yang berada didasar payudara (payudara bagian bawah)
- Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi
- Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah yang terbuka
- Hidung bayi mendekati kadang-kadang menyentuh payudara ibu
- Mulut bayi mencakup sebanyak mungkin areola (tidak hanya puting saja), sehingga sebagian besar areola tidak tampak
- Lidah bayi menopang puting susu dan areola bagian bawah
- Bibir bawah bayi melengkung keluar
- Bayi menghisap kuat dan dalam secara perlahan dan kadang-kadang disertai berhenti sesaat
- Terkadang terdengar suara bayi menelan
- Bayi puas dan tenang pada akhir menyusu
- Puting susu tidak terasa sakit atau lecet
Menciptakan praktek menyusui yang baik
- Posisi yang benar
- Perlekatan harus benar
- Tidak diberi botol atau empeng
- Menghisap sesering mungkin meningkatkan produksi ASI
- Perlihatkan cara menyusui yang efektif
Tanda-tanda posisi menyusu yang salah
- Mulut tidak terbuka lebar, dagu tidak menempel pada payudara
- Dada bayi tidak menempel pada dada ibu, sehingga leher bayi berputar
- Sebagian besar daerah areola masih terlihat
- Bayi menghisap sebentar-sebentar
- Bayi tetap gelisah pada akhir menyusu
- Kadang-kadang bayi minum berjam-jam
- Puting susu ibu lecet dan sakit
Tanda-tanda ASI cukup/penatalaksanaan menyusui yang optimal
- Bayi BAK setidaknya 6x dalam 24 jam dan warnanya jernih sampai kuning muda
- BAB bayi berwarna kekuningan “berbiji” 2x atau lebih dalam sehari
- Bayi relaks dan puas setelah minum, terbaik bila bayi melepaskan puting susu sendiri. Bayi yang selalu tidur bukanlah pertanda baik
- Bayi setidaknya menyusu 10-12 kali dalam 24 jam
- Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali selesai menyusui
- Berat badan bayi bertambah
Mengeluarkan ASI dengan tangan
Mengosongkan ASI dengan tangan merupakan cara mengeluarkan
ASI yang paling baik, paling dianjurkan, terlembut walaupun beberapa ibu
mengalami kesukaran waktu pertama-tama melakukannya. Dengan mempelajari cara
yang benar dan latihan yang sering, mengeluarkan ASI dengan tangan merupakan
cara yang efektif, ekonomis dan cepat. Caranya :
- Cuci tangan sampai bersih
- Pegang cangkir yang bersih untuk menampung ASI
- Condongkan badan ke depan dan sangga payudara dengan tangan
- Letakkan ibu jari pada batas atas areola mammae dan letakkan jari telunjuk pada batas areola bagian bawah sehingga berhadapan
- Tekan kedua jari ini kedalam kearah dinding dada tanpa menggeser letak kedua jari tadi
- Pijat daerah diantara kedua jari tadi kearah depan sehingga akan memeras dan mengeluarkan ASI yang berada didalam sinus lactiferus
- Ulangi gerakan tekan, pijat dan lepas beberapa kali
- Setelah pancaran ASI berkurang pindahkan posisi ibu jari dan telunjuk tadi dengan cara diputar pada sisi lain dari batas areola dengan kedua jari selalu berhadapan
- Lakukan hal yang sama pada setiap posisi sehingga ASI akan terperah dari semua bagian payudara
- Jangan menekan, memijat atau menarik puting susu karena ini tidak akan mengeluarkan
- ASI dan akan menyebabkan rasa sakit
MASALAH DALAM
PEMBERIAN ASI
1. Sindrom ASI
kurang.
Sindrom ASI kurang adalah
keadaan di mana ibu merasa bahwa ASI-nya kurang, dengan berbagai alasan yang
menurut ibu merupakan tanda tersebut, misalnya :
- Payudara kecil, padahal ukuran payudara tidak menggambarkan kemampuan ibu untuk memproduksi ASI. Ukuran payudara berhubungan dengan beberapa faktor, misalnya faktor hormonal (estrogen dan progesteron), keadaan gizi, dan faktor keturunan. Hormon estrogen akan menyebabkan pertumbuhan saluran susu dan penimbunan lemak, sedangkan hormon progesteron memacu pertumbuhan kelenjar susu. Masukan makanan yang berlebihan terutama energi akan ditimbun sebagai lemak, sehingga payudara akan bertambah besar, sebaliknya penurunan masukan energi, misalnya karena penyakit, akan menyebabkan berkurangnya timbunan lemak termasuk di payudara, sehingga ukuran payudara berkurang. Seberapapun ukuran payudara seorang wanita, tetap dianggap normal, kecuali jika ada kelainan tertentu misalnya tumor. Ukuran payudara ideal sangat dipengaruhi faktor lingkungan atau penilaian masyarakat setempat.
- ASI yang tampak berubah kekentalannya, misalnya lebih encer, disangka telah berkurang, padahal kekentalan ASI bisa saja berubah-ubah.
- Payudara tampak mengecil, lembek atau tidak penuh / merembes lagi, padahal ini suatu tanda bahwa produksi ASI telah sesuai dengan keperluan bayi.
- - Bayi sering menangis disangka kekurangan ASI, padahal bayi menangis bisa karena berbagai penyebab.
- Bayi lebih sering minta diteteki, kecuali karena ASI memang lebih mudah dicerna, juga bayi memang memerlukan ASI yang cukup untuk tumbuh kembang, dan yang penting : masalah menyusui bukan hanya memberi makan bayi, tetapi karena bayi juga memerlukan belaian, kehangatan dan kasih sayang.
- Bayi minta disusui pada malam hari, hal ini memang penting, karena bayi memerlukan dekapan dan ASI pada malam hari, selain itu menyusui pada malam hari akan memperbanyak produksi ASI dan mengurangi kemungkinan sumbatan payudara.
- Bayi lebih cepat selesai menyusu dibanding sebelumnya, hal ini karena bayi telah lebih terbiasa menyusu.
2. Bingung
puting
Bingung puting
("nipple confusion") adalah suatu keadaan yang terjadi karena bayi
mendapat susu formula dalam botol berganti-ganti dengan menyusu ibu. Peristiwa
ini terjadi karena proses menyusu pada putting ibu berbeda dengan menyusu pada
botol. Menyusu pada putting memerlukan kerja otot-otot pipi, gusi,
langit-langit dan lidah, sebaliknya menyusu pada botol akan membuat bayi pasif
menerima susu karena dot sudah berlubang di ujungnya.
Tanda-tanda bayi bingung puting adalah :
Ø
Bayi
mengisap puting seperti mengisap dot, lemah, terputus-putus, sebentar atau
dapat juga bayi menolak menyusu Karena itu, untuk menghindari bayi bingung
putting, perlu dilakukan :
-
Jangan
menggunakan susu formula tanpa indikasi yang sangat kuat.
-
Kalau
terpaksa harus memberikan susu formula, berikan dengan sendok atau pipet, jangan
sekali-kali menggunakan botol atau kempengan.
3. Bayi sering
menangis.
Menangis adalah cara bayi
berkomunikasi dengan dunia di sekitarnya. Karena itu bila bayi sering menangis,
perlu dicari sebabnya, yaitu dengan:
· Perhatikan,
mengapa bayi menangis, apakah karena laktasi belum berjalan dengan baik, atau
karena sebab lain, seperti ngompol, sakit, merasa jemu, ingin digendong atau
disayang ibu
· Keadaan-keadaan
itu merupakan hal yang biasa, ibu tidak perlu cemas, karena kecemasan ibu dapat
mengganggu proses laktasi karena produksi ASI berkurang.
· Cobalah
mengatasi dengan memeriksa pakaian bayi, mungkin perlu diganti karena basah,
coba mengganti posisi bayi menjadi tengkurap, atau bayi digendong dan dibelai.
· Mungkin
bayi belum puas menyusu karena posisi bayi tidak benar waktu menyusu, akibatnya
ASI tidak keluar dengan baik.
· Bayi
menangis mempunyai maksud menarik orang lain (terutama ibunya) karena sesuatu
hal : lapar, ingin digendong dan sebagainya. Oleh sebab itu jangan membiarkan
bayi menangis terlalu lama. Bayi akan menjadi lelah, menyusu tidak sempurna,
dan jika ibu cemas atau kesal, produksi ASI juga akan terganggu. Jika bayi
menangis, ibu harus segera memeriksa keadaan bayi. Secara psikologis ini
penting, karena bayi akan mempunyai kesan bahwa ibunya memperhatikannya.
4. Bayi tidak
cukup kenaikan berat badannya
ASI adalah makanan pokok
bayi sampai usia 4-6 bulan. Karena itu bayi usia 4-6 bulan yang hanya mendapat
ASI saja perlu dipantau berat badannya paling tidak sebulan sekali. Bila ASI
cukup, berat badan anak akan bertambah (anak tumbuh) dengan baik. Untuk
memantau kecukupan ASI dengan memantau berat badan, dapat digunakan Kartu
Menuju Sehat untuk anak. Untuk mencegah berat badan yang tidak cukup naik, ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu :
Perhatikan
apakah bayi termasuk bayi yang menyusu lama, atau cepat.
Ibu
jangan segera menghentikan memberi ASI hanya karena merasa bayi sudah cukup
lama menyusu, karena sebenarnya mungkin bayi masih mau terus menyusu.
Setelah
bayi menyusu dan kemudian berhenti atau tidur, cobalah menyusukan kembali
dengan menidurkan bayi telentang, gosok pelan perutnya atau gerakkan kaki atau
tangannya, seringkali bayi akan bangun kembali dan menyusu lagi.
Perhatikan
teknik menyusui ibu, apakah sudah benar, bila masih salah harus diperbaiki.
Bila berat badan anak tidak naik, konsultasikan ke dokter / dokter spesialis
anak untuk mendapatkan saran selanjutnya.
5. Ibu Bekerja
Sekarang banyak ibu yang
bekerja, sehingga kemudian menghentikan menyusui dengan alasan pekerjaan.
Sebenarnya ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk ibu yang bekerja,
sebagai berikut :
Sebelum
berangkat kerja, susuilah bayi.
ASI
yang berlebihan dapat diperas atau dipompa, kemudian disimpan di lemari
pendingin untuk diberikan pada bayi saat ibu bekerja.
Selama
ibu bekerja, ASI dapat diperas atau dipompa dan disimpan di lemari pendingin di
tempat kerja, atau diantar pulang.
Beberapa
kantor atau instansi ada yang menyediakan tempat penitipan bayi dan anak. Ibu
dapat memanfaatkannya untuk kelestarian menyusui.
Setelah
ibu di rumah, perbanyak menyusui, termasuk pada malam hari.
Kalau
anak sudah mendapatkan makanan pendamping ASI, saat ibu tidak ada di rumah
dapat dimanfaatkan untuk memberikan makanan pendamping, sehingga kemungkinan
menggunakan susu formula lebih kecil.
Perawat
bayi dapat membawa bayi ke tempat ibu bekerja bila memungkinkan
Hendaknya
ibu banyak beristirahat, minum cukup, makan gizi cukup, untuk menambah produksi
ASI.. Petugas rumah sakit yang menitipkan anaknya di tempat penitipan tidak
perlu kuatir menyusui bayinya, dengan alasan takut menularkan penyakit pada
anaknya. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
Tidak
semua penyakit ditularkan melalui kontak langsung
Ibu
yang sakit pun tetap dianjurkan untuk menyusui bayinya, apalagi ibu yang masih
sehat dan bekerja sebagai petugas kesehatan.
Seharusnya
ibu yang bekerja di bidang kesehatan mengerti tentang kebersihan diri setelah
merawat pasien, untuk pencegahan infeksi / penula
DAFTAR PUSTAKA
Varney, Helen et all. 2007. Buku
Ajar Asuhan Kebidanan. Jakarta : EGC
Verrals, S. 2003. Anatomi dan
Fisiologi Terapan Dalam Kebidanan.Hal 8.Jakarta : EGC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar